BANYAK JALAN MENUJU KONAS
(Catatan Jelang Kongres Nasional XII PARI, tulisan Pertama dari Tiga tulisan)
Oleh: Ade Afiat
Kongres Nasional PARI Pusat XII berlangsung di Bandung pada tanggal 18 – 20 November 2011 mungkin tidak akan berbeda dengan acara sebelumnya. Peserta yang hadir dan keputusan hasil Kongres sepertinya telah dapat disimpulkan. Tetap sama. Begitu juga dengan biaya untuk hadir. Sangat sama. Relatif tinggi untuk konsumsi Radiografer yang tidak mendapat biaya dari kantor atau instansinya. Sungguh suatu dilema. Banyak anggota PARI yang ingin hadir dan ikut meramaikan hajat besar ini. Tapi karena kendala berat di ongkos, terpaksa hanya bisa membaca surat undangan Kongres Nasional.
Lain halnya yang punya dana, tapi ada keperluan lain atau memang sudah tidak memerlukan lagi PARI. Apalagi dengan acaranya yang monoton dan menjenuhkan. Sungguh suatu acara yang tidak menarik hati.
Perjalanan ke KONAS PARI di Bandung hanya merupakan lintasan pendek dari perjalanan sejarah hidup kita sendiri, Organisasi PARI ataupun Radiografer lainnya.
Dari hajat ini, dapat memperlihatkan sejauh mana partisipasi anggota. Bisa saja KONAS ini merupakan salah satu indikasi dari integrasi dan loyalitas seorang Radiografher . Bila nilai itu tinggi, maka akan banyak Radiografher hadir untuk berperan serta menentukan arah ke depan perjalanan Organisasi. Bisa dipastikan, kehadiran anggota PARI jauh untuk mencapai angka 75 % dari seluruh jumlah anggota. Memang, kehadiran di KONAS bukan vonis bahwa rendahnya nilai tersebut. Alasan yang manusiawi karena jauhnya jarak dan tingginya biaya.
Banyak Radiografer yang menjerit karena tidak diberikan fasilitas dari kantornya untuk berangkat. Bila diberikan, mungkin hanya sebatas uang saku yang besarnya tidak cukup untuk biaya acara. Hal ini menjadi tantangan dan pemikiran bersama untuk pelaksanaan acara –acara PARI selanjutnya.
Seumpama kota Bandung itu adalah harapan yang telah lama ingin diraih. Tiap orang bisa datang atau bisa meraih sesuatu yang menjadi impiannya. Perjalanan ke Bandung bisa ditempuh dengan naik pesawat terbang, kereta atau bis. Sayang tidak bisa menggunakan kapal laut karena Bandung bukanlah kota pelabuhan. Atau bisa juga menggunakan motor bagi yang berada disekitarnya.
Seumpama kota Bandung itu adalah harapan yang telah lama ingin diraih. Tiap orang bisa datang atau bisa meraih sesuatu yang menjadi impiannya. Perjalanan ke Bandung bisa ditempuh dengan naik pesawat terbang, kereta atau bis. Sayang tidak bisa menggunakan kapal laut karena Bandung bukanlah kota pelabuhan. Atau bisa juga menggunakan motor bagi yang berada disekitarnya.
Kota tempat teman dan sahabat Radiografer berasal adalah titik acuan. Bandung adalah tujuan. Ada yang jauh , ada juga yang dekat. Bagi yang jauh, jelas akan mengeluarkan dana yang cukup besar untuk sampai ke tempat tujuan. Perjuangan dan pengorbanan akan lebih besar. Beda dengan yang dekat, mungkin biayanya akan lebih ringan. Tapi itu juga tidak menjamin mereka akan datang. Bisa jadi Radiografer yang tinggalnya jauh di ujung Indonesia bisa hadir sedangkan yang di Jawa Barat sendiri tidak mau datang.
Banyak alasan untuk tidak hadir. Apalagi dengan alasan dana. Jangankan untuk membayar biaya perjalanan dan acara KONAS yang jumlahnya jutaan. Untuk kebutuhan sehari – hati saja masih gali lobang tutup lubang. Bukan satu atau dua Radiografer yang mengalami itu. Apalagi mereka yang tinggal di daerah.
Seorang Radiografer yang hanya mengandalkan nafkahnya hanya dari gaji bulanan, jelas akan kelabakan. Apalagi kebutuhan sekarang yang makin tinggi sedangkan penghasilan cenderung tak berubah.
Banyak alasan untuk tidak hadir. Apalagi dengan alasan dana. Jangankan untuk membayar biaya perjalanan dan acara KONAS yang jumlahnya jutaan. Untuk kebutuhan sehari – hati saja masih gali lobang tutup lubang. Bukan satu atau dua Radiografer yang mengalami itu. Apalagi mereka yang tinggal di daerah.
Seorang Radiografer yang hanya mengandalkan nafkahnya hanya dari gaji bulanan, jelas akan kelabakan. Apalagi kebutuhan sekarang yang makin tinggi sedangkan penghasilan cenderung tak berubah.
Bila Radiografer bekerja hanya satu tempat, Rumah Sakit atau klinik maka ia hanya memiliki satu kaki. Sedangkan seseorang harus memiliki dua kaki untuk bisa berdiri tegak, melangkah dan bahkan untuk berlari. Bila dari penghasilan Radiografer dari satu tempat saja dianggap belum dapat menutupi kebutuhan hidup sehari-hari, sedangkan untuk bekerja rangkap ( Double Job ) tidak memungkinkan, maka harus mencari usaha yang lain..
Buka mata dan ambil peluang yang mungkin bisa diraih. Pada kondisi ini, berarti satu kaki belum mampu untuk menopang tubuh apalagi untuk berjalan sampai ke Bandung. Kondisi anda yang stagnan tak kan berubah. Apalagi hanya berdiam diri menunggu revisi TBR. Nilai juang untuk mandiri harus ditimbulkan. Ketika surat Undangan Konas PARI disodorkan ke Bag DIklat atau HRD di tolak, anda langsung diam, Menerima dengan sabar keputusan. Kemudian membuang keinginan untuk menghadiri KONAS.
Biasanya ada alternative lain dengan mencari sponsor dari rekanan pemasok alat dan bahan, tapi sayangnya, karena jatahnya sudah diambil bulan kemaren dan hampir seluruh Indonesia mengandalkan dari jalan ini, maka permohonan ini pun tak diberi sepenuhnya oleh rekanan, Maka pupuslah harapan. Karena untuk biaya ke Bandung tidak mungkin mengambil dari Gaji dan Insentip. Sebab, untuk kebutuhan sehari-hari saja sudah harus gali lubang tutup lubang.
Saya yakin, banyak Radiografer mengalami hal ini.
Banyak jalan menuju Konas PARI XII Bandung. Masih banyak waktu untuk sampai ke tempat tujuan. Bila masih ada keinginan, kemauan, dan niat untuk mewujudkan semua itu. Jangan hanya ingin dan mau tanpa berbuat. Ambil langkah. Satu langkah ke depan lebih baik dari pada hanya diam. Penyakit yang berbahaya, yang dapat membunuh keinginan itu adalah keamanan dan kenyaman. Ketika Radiografer sudah pada taraf rasa nyaman, maka akan mengubur semua keinginan. Tidak ada lagi bara untuk menyalakan semangat. Terpaku pada kondisi status qua yang suatu waktu akan berubah tanpa disadari. Tamu yang datang tanpa mengetuk pintu. Bagaikan mimpi yang melenakan tidur kita. Dan saat tersadar, kita sudah ada di dasar jurang.
Gm Kakapa, 25 September 2011 19.08 Wib
Gm Kakapa, 25 September 2011 19.08 Wib
0 Response to "BANYAK JALAN MENUJU KONAS"
Posting Komentar