Computed Tomografi ( CT ) Scan adalah suatu alat radiologis penunjang diagnostik yang menggunakan Sinar X melalui teknik Tomografi dan komputerisasi yang modern. Sinar X menembus tubuh manusia dibuat sedemikian rupa, sehingga dalam bentuk potongan penampang tipis, seakan-akan tubuh kita dipotong-potong dalam bentuk potongan-potongan penampang tipis horizontal/axial, sinar-sinar tersebut setelah menembus tubuh akan direkam oleh detektor-detektor dalam bentuk data-data digital. oleh perangkat komputer data digital yang diperoleh, dikonversikan ke dalam bentuk bayangan organ hitam putih dan kemudian dapat dicetak pada kertas film.
Perbedaan nyata antara CT Scan sebelumnya dan MDCT adalah dalam jumlah detektornya. Sebelum era MDCT, alat CT Scan hanya memiliki satu baris detektor, untuk itu alat CT Scan yang bukan MDCT disebutkan juga sebagai single detektor CT- SDCT, termasuk di dalamnya spiral /helical CT. Jumlah detektor dalam satu baris bervariasi dari ratusan sampai ribuan jumlahnya, semakin canggih semakin banyak detektornya.
MDCT memiliki detektor lebih dari satu baris, itu sebabnya disebut Multidetektor CT. Saat ini ada MDCT berdetektor 2,4,8 dan 16 baris, dan saat ini teknologi tercanggih dalam MDCT adalah 16 baris, disebut juga MDCT 16 Slices seperti yang baru saja terpasang di bagian radiologi RS HUSADA (sejak bulan Januari 2004 ).
Peran Klinis MDCT
Selain berfungsi sebagai pemeriksaan-pemeriksaan kasus CT Scan pada umumnya, keunggulan MDCT 16 baris detektor ini adalah pada kecepatan Scan dan ketipisan potongan, sehingga organ tubuh yang sebelumnya tidak dapat di Scan seperti jantung dan pembuluh darahnya (koroner), maka saat ini dengan kecepatan MDCT 16 tersebut dapat direkam, karena gerakan jantung tersebut seakan-akan ”berhenti” (di-freezed) untuk dapat terekam, di mana pemeriksaannya meliputi: Coronary Calcium Score, Coronary Angiografi, Cardiac Morphologi, dan Function.
Di samping untuk pemeriksaan jantung dan pembuluh darah, MDCT juga dapat ”Meneropong” ke dalam saluran seperti usus besar, bronchus, dll yang dikenal sebagai intraluminar fly through atau virtual endoscopy: terdiri dari virtual angioscopy/ bronchoscopy/colonoscopy, di mana hasil peneropongan tersebut merupakan gambar animasi hasil rekayasa komputer.
Dari data mentah MDCT yang berjumlah ratusan sampai ribuan tersebut dengan melalui kecanggihan software komputer, maka data mentah tersebut dapat digunakan untuk merekonstruksi gambar menjadi potongan horizontal, memanjang (sagital atau coronal) dan miring (oblique), serta bentuk tiga dimensi yang dikenal sebagai 3-D volume rendering. Seluruh proses pembuat gambar rekayasa tersebut dibuat pada work station khusus.
Di sini kemampuan perangkat lunak komputer dan orang yang menggunakannya sangat penting.
Pemeriksaan dengan MDCT sangat cepat, hanya beberapa detik saja. tentunya sebelum pemeriksaan memerlukan persiapan pada kasus tertentu. kemungkinan di masa mendatang akan menjadi alat pilihan diagnostik unggulan pada pemeriksaan screening/check up whole body. (*)
17 Mei 2011 pukul 08.12
artikel ini saya pernah baca berapa tahun yang lalu sebgai tambahan mata kuliah, jadi inget masa kuliah..he..3x... jaya radiology