Jejak Lain Sang Radiografer edisi Juni 2011

JEJAK LAIN SANG RADIOGRAFER (selanjutnya disingkat JLSR) adalah bentuk lain / modus baru pelecehan terhadap profesi Radiografer. Demikian pendapat seorang kawan dalam menanggapi keberadaan kegiatan yang bertajuk JLSR. “Kok bisa…?!”, aku bertanya. Dengan mengedepankan “jejak lain” daripada “radiografer” bisa difahami bahwa bobot radiografer seolah-olah dipersepsi lebih rendah, lebih tidak berkualitas dan lebih tidak bermakna.


Mencermati pelaksanaan JLSR sejak edisi pertama hingga yang akan digelar bulan ini, para pegiat JLSR begitu gagahnya membangga-banggakan sisi “jejak lain’ dan meniadakan eksistensi radiografer. Kalimat yang kerap terungkap diantara mereka adalah pernyataan, “ngapain jadi radiographer, mau jadi tukang pencet tombol teruuus…???” atau kalimat, “ngapain jadi radiographer, mau jadi tukang tarik nafas-tahan nafas teruus…???” Duuuuuh………..

Benarkah pendapat kawan saya tadi?

Bagaimana pendapat Anda?

Kalau sekadar menyimak pernyataan diatas, seolah-olah pendapat kawan saya tadi mutlak benar, padahal belum tentu.

Sejawat Radiografer yang budiman,

Pada kesempatan yang berbeda, saya bertanya kepada kawan-kawan yang pernah menghadiri acara JLSR. Apa komentar mereka:
- Sangat inspiratif (Samuel)
- Bagus, edukatif, kreatif… (Hendra)
- Mengugah, bermanfaat bangets… (Mamen)
- Muantabs… Lanjutkan !!! (Mega)


Sejawat Radiografer yang budiman,

Untuk dapat memberikan penilaian secara objektif terhadap pelaksanaan JLSR, menurut saya, sebaiknya kita turut hadir menyaksikannya.

SEBUAH PENJELASAN
Penjelasan yang akan diurai berikut ini tentu tidak merepresentasikan Panitia pelaksana kegiatan JLSR. Pendapat yang akan ditulis adalah analisa pribadi berdasarkan interaksi yang cukup intens dengan beberapa kawan yang selama ini banyak terlibat pada kegiatan JLSR ini.

JLSR adalah kegiatan talkshow bulanan yang digagas oleh beberapa alumni APRO/ATRO/Jutro yang dilaksanakan oleh adik-adik mahasiswa yang tergabung dalam KM (Keluarga Mahasiswa) ---dibaca:senat,pen---, didukung oleh para grup facebooker & blogger pemerhati dunia radiografi dan disponsori oleh GSU (Allanger Indonesia).


Sasaran utama peserta JLSR adalah para mahasiswa jurusan radiodiagnostik. Karena kegiatan ini bersifat terbuka, tentu saja tidak menutup kemungkinan bagi rekan-rekan alumni yang tergabung dalam berbagai grup facebook untuk menghadirinya.

Adapun tujuan dari kegiatan JLSR adalah sebuah ikhtiar pencerdasan sekaligus upaya pencerahan bahwa melalui gerbang profesi Radiografer, seorang insan manusia bisa meraih mimpi-mimpinya yang kadang-kadang mimpi-mimpinya tersebut jauh melampaui mimpi-mimpi orang pada umumnya.

Hal ini dibuktikan dengan tamu-tamu yang dihadirkan di acara JLSR adalah mereka-mereka yang dipandang “sukses” dalam meniti hidupnya, pantas diteladani, namun mereka tetap gagah menyebut dirinya sebagai Radiografer. Atau paling tidak, mereka tetap merasa sebagai bagian dari Keluarga Besar Radiographer Indonesia.

Dengan demikian, kata “jejak lain” pada JLSR sama sekali tidak tepat kalau dikontradiksikan dengan “Radiografer”.

“Jejak lain” pada JLSR adalah jejak yang sinergis dan konstruktif bagi upaya pengembangan dan penguatan profesi Radiografer.

Anda masih tidak percaya…?

Buktikan sendiri dengan menghadiri pagelaran JLSR edisi Juni 2011, yang insya Allah akan dilaksanakan pada Sabtu, 11 Juni 2011, Pkl. 08.00-14.00 WIB di Auditorium Jurusan Gizi Poltekkes Jakarta II.

O,ya ada tiga Nara sumber yang akan menjadi pembicara, beliau adalah:
1. Puji Supriono
2. Hasan Basri
3. Bambang Sutrisno Wibowo

Bila Anda berniat hadir, Contact Person yang bisa dihubungi adalah Riris : 085718969760 dan Ephi 085693548248.

Setelah menghadiri acara ini, diskusi tentang JLSR kami buka seluas-seluasnya. Terimakasih.

0 Response to "Jejak Lain Sang Radiografer edisi Juni 2011"

Posting Komentar

back to top