Pojok motivasi

ini, beneran lho dan benar - benarnyata.....

Mimpi dari Arie Galuh de Jonge


 


Paris?...Menara Eiffel?...
 wow!!!

..pernah aku bermimpi tentang itu,...
...dulu,dulu sekali, ...

Masa remaja, semasa SMA bersama teman-teman sekelas, berpetualang, hiking, naik gunung di Bogor,Sukabumi, memancing di kepulauan Seribu, atau menjelajahi gua bawah sungai.
Saat itu kami menumpang truk batu kapur, duduk diatasnya, tajam dan berdebu, melewati jalan-jalan berlubang di pedesaan nan berbukit,..indah..merasa muda, berjaya dan bebas. Sambil menikmati perjalanan dengan truk yang bergoyang-goyang sarat muatan batu kapur dan beberapa penumpang remaja konyol, diterpa angin dan debu membuat ku terkantuk dan lena, anganku menerawang, bermimpi,..betapa indahnya berpetualang, seperti ini,..
Seperti apa rasanya kalau bisa menjelajah dunia lebih jauh?.., melihat keajaiban-keajaiban di tempat-tempat terindah nun jauh disana, hhmm..
Paris?... apakah benar seperti yang kubaca di novelnya Danielle Steel, romantis, penuh nuansa, gairah dan seni,..cantik dengan menara Eiffelnya yang menjulang..wow!
..ahh..byarrr..gubraak..terguncang hebat truk yg kami tumpangi  ketika melalui  jalan yg berlubang, sekaligus melemparkanku kembali ke alam nyata, di atas tumpukan batu kapur, tajam dan berdebu..indahnya!



Tahun terakhir ku di bangku SMA dihadapkan pada pilihan, lebih tepatnya kenyataan,..apa yg harus kulakukan setelah jenjang SMA? anak yatim, ragil, satu-satunya perempuan dari 6 bersaudara yg mengandalkan kakak-kakak nya untuk membiayai sekolah ,..
Kalau aku ikut UMPTN dengan konsekuensi diterima (prinsip optimis), wahh.. lama sekali mas-mas  ku terbebani biaya, minimal 6 tahun?..hhmm..
Kerja?.. berbekal ijazah SMA? waktu itu pilihannya mungkin pramuniaga saja atau sejenisnya..alternatif lain?..
Menikah?..aahh..terlalu dini, dan bukan tujuan utama hidup ini, cinta ku punya,logika dan realita lebih berperan..
Walau aku bukan murid yg paling bodoh, tapi tidak termasuk paling pintar, akademis cukup lah, gaul, berorganisasi ,masih punya mimpi, semangat tumbuh dan belajar.
Tak mau menyerahkan asa ku pada nasib.
Ku cari informasi tentang sekolah-sekolah setingkat Akademi (negeri) dengan budget terbatas dan berpeluang kerja setelah lulus,  jadi nantinya harus sebuah profesi yang tidak umum untuk meminimalkan persaingan di dunia pencari kerja. Ide bagus!

Sampailah pilihan ku di Sekolah Rontgen DepKes. Bukan karena tersasar atau pilihan acak dari banyak nya sekolah-sekolah yang ku lihat satu persatu, tapi karena Yakin! Keyakinan aku akan menekuni bidang unik ini dan mencintainya, karena sebelumnya ku telaah dengan baik apa saja yang nantinya akan ku pelajari di sana, dan Biologi jadi salah satu pelajaran yang utama, jadi cocok dengan asal fak. ku dari A2. Mantap kulangkahkan kaki ku untuk mendaftarkan diri di kampus Hang Jebat.

Tiga tahun yang menyenangkan kulalui di kampus tercinta. Lagi-lagi ku dapatkan teman-teman yang sejalan, maksud ku, senang jalan-jalan ;),..pergi berpetualang kali ini agak jauh, Yogya, Lampung, Bandung,..bahkan kami jadi saksi sejarah tumbangnya rezim orba, bersama ribuan mahasiswa dari berbagai daerah, kami sempat menduduki gedung parlemen sebagai protes dan euphoria demokrasi, pengalaman yang sangat unik dan mengharukan ,..semuanya memperkaya diri dan wawasan ku  di luar bidang akademik.
 Dan terkadang diam-diam ku masih bermimpi. Suatu saat aku akan mengukir sejarahku sendiri,berkarya dan bercita.

Di tahun ke dua, ketika aku bekerja di Rumah Sakit besar di bilangan Salemba yang mana mereka juga menyalurkan tenaga perawat ke Belanda, di mulailah petualangan ku. Mimpi ku.
Siang itu aku bertemu dengan pemilik Yayasan dan Direktur AkPer, dengan sangat nekatnya aku berusaha meyakinkan mereka bahwa kemampuan dan ketrampilan kami tenaga Rontgen lulusan Indonesia patut di beri kesempatan untuk mengembangkan karir dan ilmu nya di luar negeri, dalam hal ini Belanda. Harap-harap cemas ku ajukan pertanyaan terakhir pada beliau: 'Apakah bapak bisa dan mau mencarikan lahan kerja di Belanda untuk tenaga Rontgen?'..dan tanpa ku duga, dengan logat Belanda dan Bahasa Indonesia nya yang kaku dia menjawab; ' Akan- saya- coba!'..Melonjak dan ber bunga-bunga hati ini tidak karuan,  membayangkan ada harapan (kecil) proyek ini berhasil!

Tujuh tahun kemudian setelah mimpi kecil diatas truk batu kapur tajam dan berdebu, untuk pertama kalinya aku berdiri di bawah kaki-kaki raksasa Eiffel dan mengaguminya..ck..ck..ck..dengan tidak mengurangi hormat ku pada Monas dan patriotisme yang masih lekat, kuakui Eiffel memang cantik juga angkuh, meliuk, menjulang, memandangnya memberi nuansa biru, romantis, ajaib!
Di dalam jiwa, ku melakukan sujud syukur (kalau kulakukan benar takut jadi bahan tontonan;) atas pemandangan yang tersaji di depan pelupuk, terkesan norak, tapi bahagia, ini mimpi ku..Alhamdulillah, maturnuwun Gusti Alloh,.. it's so amazing!

ku, Berani bermimpi,walau diam2,..
ku, Yakin akan pilihan yang dihadapkan kenyataan,..
ku, Ber sungguh-sungguh  menekuni bidang,mencintainya dan menikmati nya,..
ku, Terus ber mimpi,karena itu gratis, bisa memacu prestasi dan motivasi,
Mimpi ku tak kenal ruang dan waktu,..
ber mimpi lah..selagi kau bisa !

22-2,
musim dinginku yg ke 11.






 


 

 

 

 

 

 

 

1 Response to "Pojok motivasi"

  1. Anonim Says:
    12 April 2011 pukul 21.20

    menarik sekali ceritanya,senang tentunya bisa seperti kakak,yang tercapai cita2nya,bisa bekerja di negeri org tg diimpikan

    -mada-

Posting Komentar

back to top